Riva tertarik pada sifat teman kuliahnya, anak baru bernama Elsa.  Kontras dengan Riva yang suka bergaul dan punya banyak teman, Elsa punya  sifat tertutup, dan hampir dibilang nggak pernah bergaul dengan  teman-teman di Universitas Pratista. Kegiatan sehari-hari cewek tinggi  berkacamata dan berambut lurus panjang ini di kampus selain belajar  adalah menyendiri, sambil membaca novel-novel impor favoritnya. Tapi  bagi Riva, sifat Elsa yang tertutup itulah yang menarik perhatiannya.  Riva merasa Elsa menyimpan misteri, dan ia tertarik untuk mengungkap  misteri itu.
Walau awalnya susah, Riva akhirnya berhasil mendekati Elsa, bahkan  mengajaknya menjadi panitia acara Broadcast Weekend. Tapi gawat!  Ternyata nggak cuma Riva yang tertarik pada Elsa, tapi juga Arga, sang  ketua HIMAKOM yang udah lama ditaksir Riva. Dan kelihatannya Elsa juga  seneng sama Arga.
Riva jadi pusing. Makin pusing lagi melihat Elsa yang jarang masuk, dan  tambah pusing dengan kedatangan Saka, sepupunya yang merupakan anggota  Interpol. Saka langsung mencurigai Elsa sebagai pembunuh bayaran  internasional yang sedang dicari Interpol di seluruh dunia.
Tentu aja Riva nggak percaya pada tuduhan Saka. Nggak mungkin Elsa yang  kalem dan lembut itu seorang pembunuh bayaran. Kenapa nggak cari orang  lain aja sih buat dituduh?
Tanpa sadar, Riva terjebak dalam sebuah konflik dan konspirasi besar  yang telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun. Konflik yang  melahirkan Mawar Merah, mesin pembunuh yang paling dicari di seluruh  dunia.